Selamat Datang Di Pondok Tnur
  • Catatan Admin

    “Assalamu'alaikum wr.wb. Awal januari 2011 pertama kalinya blog pondok tnur ini dibuatkan oleh suamiku untuk mengisi hari-hariku dengan berbagai macam informasi dan cerita. Berjam-jam bahkan terkadang ku habiskan malam untuk mempercantik blog ini...

  • Kisah Seorang Anak Yang Di Aborsi Di Dalam Rahim Ibu

    Bulan 1: Ma, panjangku itu cuma 2 cm, tapi aku udah ada dibadan mama... aku sayang mama, bunyi detak jantung mama itu jadi musik terindah yang menemaniku di sini. Bulan 2: Ma, aku udah bisa ngisep jari imutku lho, di sini hangat ma, nanti kalau aku...

  • Kisah Mengharukan:Suamiku Maafkan Aku

    Kusadari baru kali inilah aku benar-benar menatap wajahnya yang tampak tertidur pulas. Kudekati wajahnya dan kupandangi dengan seksama. Saat itulah dadaku menjadi sesak teringat apa yang telah ia berikan padaku selama sepuluh tahun kebersamaan kami...

  • Kisah Seorang Suami Yg menyesal Telah Meninggalkan Istrinya

    Aq mengenalnya saat dalam satu organisasi pemuda Islam, Dia sangat aktif, smart, serba bisa, dan sholehah. Aq sangat tertantang ketika jadi satu dalam forum rapat denganya pendapatnya selalu ku bantah meski ku tau pendapatnya itu benar....

  • Suamiku Aku Cemburu Padanya

    Bismillahirr Rahmanirr Rahim ... Ini adalah cerita dari salah satu Saudaraku yang kucintai karena Allah. Beliau bercerita sedikit kisah hidupnya yang coba untuk kubagi kepada saudara-saudari semoga bisa memberi hikmah. Atau mungkin ada di antara saudara-saudari yang juga mengalami kisah yang sama dengan saudaraku ini??? ...

  • Hadiah Terakhir Dari Sang Ayah (Kisah Sedih mengharukan)

    Di sebuah perumahan terkenal di jakarta tinggalah seorang gadis bersama sang ayah, sang ibu telah lama mendahuluinya pergi sejak ia masih kecil. . Seorang gadis yg akan di wisuda, sebentar lagi dia akan menjadi seorang sarjana...

  • Anakmu Ingin Bermain Denganmu

    Menjelang malam ada seorang anak kecil sedang duduk diteras sambil melihat-lihat pintu gerbang. Anak kecil itu menunggu kedatangan Mamah dan Papah-nya untuk bisa main denganya. Anak itu tiba-tiba tersenyum dan bangkit dari duduknya setelah melihat Mamahnya membuka pintu gerbang lalu berkata pada Mamahnya...

  • Suamiku Kini Telah Tiada dan Penyesalanku Yang Terus Ada

    Kisah nyata yang akan membuat setiap orang terharu setelah membacanya ini saya dapatkan dari sebuah notes di facebook bernama @Rina Amalina, semoga dapat menjadi pelajaran bagi kita semua terutama bagi kaum hawa yg sudah berkeluarga... Ini adalah kisah nyata di kehidupanku...

sperky, prstene
Posted by PONDOK TNUR - - 0 komentar

Cewek : Mas kerja dimana?
Cowok : Saya cuma usaha beberapa hotel bintang 4 dan 5 di Jakarta dan Bali…
Cewek : (WAW…Konglomerat pasti!)… Mas tinggal dimana?
Cowok : Pondok Indah Bukit Golf…
Cewek : (WAW kereenn…Rumah Orang-orang “The Haves”) Pasti gede rumahnya yah…?

Cowok : Ngga ah…Biasa aja koq…cuma 3000 m2…

Cewek : (Busett!) Pasti mobilnya banyak yah…?
Cowok : Sedikit koq…Cuma ada Ferrari. Jaguar. Mercedes. BMW. Mazda…
Cewek : (Wah cowok idaman gue nihh!!) Mas uda punya istri…?
Cowok : Hmm…Sampai saat ini belum tuh…hehe…
Cewek : (Enak juga nih kalu gue bisa jadi bininya…) Mas merokok??
Cowok : Tidak…rokok itu tidak bagus untuk kesehatan tubuh…
Cewek : (Wah sehat nihh!) Mas suka minum-minuman keras?
Cowok : Tidak donk…
Cewek : (Gilee…Cool abissss!!) Mas suka maen judi??
Cowok : Nggak…ngapain juga judi? ngabisin duit aja
Cewek : (Ooohhhh…So sweett…) Mas suka dugem gitu ga??
Cowok : Tidak tidak…
Cewek : (Iihh…sholeh banget nih cowok!) Mas udah naik haji?
Cowok : Yah…baru 3x dan umroh paling 6x…
Cewek : (Subhanallah…calon surgawi…) Hobinya apa sih mas?
Cowok : BOHONGIN orang……


Dari percakapan diatas menggambarkan seolah-olah ceweknya matre dan sang cowok penipu, ini adalah kedua sifat yang tidak baik untuk dicontoh. Tetapi yang akan saya uraikan disini mengenai percakapan tersebut adalah bagaimana sosok cewek yang identik disebut matre apalagi yang berhubungan dengan masalah nilai kelebihan harta seseorang.

Cewek matre.., cewe matre.., ke laut aje..!!! Itulah cemoohan yang dilontarkan untuk cewek cewek matre sebagai tanda bahwa cewek matre tidak disukai. Makanya dibuang ke laut aje..!

Materialistis adalah sebuah sikap yang berorientasi pada harta dan kekayaan semata.

Menggaet Pria mapan, matre? atau realistis?

Menentukan pasangan hidup perlu pertimbangan. Tak hanya penghasilan, tetapi juga kepribadian.


Bibit, bebet, bobot, kerap menjadi pertimbangan sebelum memutuskan menikah. Bibit, melihat genetika atau asal-usul pasangan. Bebet, dengan siapa atau dalam lingkungan seperti apa pasangan hidup. Dan bobot, nilai pribadi yang menyangkut kepribadian, gaya hidup, pendidikan, juga pekerjaan pasangan. 


Dari semua itu, faktor pekerjaan tak jarang memunculkan isu sensitif. Banyak wanita dipandang negatif ketika menempatkan faktor pendapatan pasangan sebagai pertimbangan utama, sebelum memutuskan mengubah status nona menjadi menjadi nyonya. 


Predikat cewek matre dengan mudah tersemat pada mereka yang memburu pria mapan sebagai pasangan hidup. Mereka tercitra sebagai wanita yang mata duitan, tak mau hidup susah, dan yang paling parah dianggap menikah hanya karena harta pasangan. 


Salahkah mempertimbangkan kemapanan pasangan? E Philip Rice, penulis buku 'Intimate Relationships, Marriages & Family', mengatakan bahwa wanita yang memiliki pertimbangan itu tak berarti matre. Mereka justru realistis karena menginginkan keamanan secara finansial setelah menikah.


Pria mapan dalam konteks ini relatif. Tak melulu sosok pria kaya raya dengan harta melimpah dan bergelimah kemewahan, tapi sebatas memiliki bidang pekerjaan yang stabil yang dapat menghidupi keluarga di masa depan. 


Seperti dikutip dari laman Shine, survei majalah Money memperlihatkan bahwa wanita cenderung berpikir jangka panjang atas hidupnya, seperti menghadapi inflasi dan kebutuhan hidup di masa depan, seperti biaya pendidikan anak. Bukan semata memikirkan kebutuhan konsumtif. 


Kecenderungan mencari rasa aman untuk jangka panjang itulah yang kemudian mendorong wanita mempertimbangkan pendapatan pasangan sebelum menikah. Survei menunjukkan bahwa wanita cenderung merasa tak memiliki kemampuan menghasilkan uang. 


Rice sepakat bahwa dalam menentukan pasangan hidup perlu pertimbangan matang. Tak melulu soal finasial, tapi juga perhitungan mengenai kepribadian dan karakter pasangan. Sejumlah pertimbangan ini menjadi ‘investasi’ berharga karena memudahkan adaptasi setelah menikah.



[ Read More ]

Posted by PONDOK TNUR - - 0 komentar

" Banyak perempuan yang sukses sebagai wanita karier, tapi TIDAK sedikit perempuan yang gagal menjadi seorang IBU.."
 Itulah satu pernyataan yang tertulis dari salahsatu anggota di grup facebook Menuju Keluarga Cerdas yang saya naungi. Pernyataan tersebut membuat saya berpikir dan merenungi betapa kentaranya kenyataan yang ada atas keberadaan sosok seorang wanita dengan eksistensinya di jaman serba teknologi ini.

Perempuan yang sukses sebagai wanita karir dalam dunia kerjanya menurut saya bisa terwujud karena sebagian wanita menjadikan karir suatu bagian dari cita-cita, target, dan bahkan kebanggaan yang akan menaikkan statusnya dalam sosialitanya, sehingga  untuk mewujudkannya diperlukan kerja keras, kesungguhan belajar mengejar targetnya, dan bahkan dengan segala cara yang baik atau yang tidak baik. Dan akhir dari semua itu tentunya bisa menjadi wanita karir yang sesuai dengan harapannya.

Seorang Ibu yang sukses dalam rumah tangganya adalah seorang wanita yang menyadari lahiriahnya sebagai wanita yang harus bisa membina rumahtangganya dengan baik sehingga terwujud keluarga sakinah, mawadah, warrohmah. Yang berawal dari sebuah keinginan untuk menjadi istri sholehah bagi suaminya dan menjadi ibu teladan bagi anak-anaknya, sehingga tidaksedikit usaha kerja keras untuk selalu belajar membina rumahtangganya sebaik-baiknya.

Perempuan yang sukses dalam karir dan sukses menjadi seorang ibu dalam rumahtangganya adalah gelar yang patut diacungi jempol, karena kedua kesuksesan itu berarti wanita tersebut berhasil menyeimbangkan dirinya dalam menjalani tugasnya dan mampu mewujudkan apa yang diharapkannya sesuai keeksistensian keberadaannya di dunia ini tanpa mengorbankan salahsatunya dan tanpa melawan kodratnya.

Perempuan yang sukses menjadi ibu dalam rumahtangga, tapi TiDAK sukses dalam karir adalah seorang perempuan yang cenderung mencintai keluarganya dan ingin menciptakan rumahtangganya yang harmonis sesuai syar'i dan norma-norma kewajaran dalam hubungan berumahtangga, tetapi tidak banyak berharap akan jenjang karir karena selain faktor ekonomi yang tidak terlalu terdesak terkadang karena ketidakadaan bakat/minat terjun dalam karir dan terkadang pihak suami tidak memberi ijin istri untuk berkarir, sehingga pemikiran dan waktunya hanya fokus untuk urusan rumahtangganya semata.

" Banyak perempuan yang sukses sebagai wanita karier, tapi TIDAK sedikit perempuan yang gagal menjadi seorang IBU.." 
Sebagaimana yang terurai diatas bahwa sebagian wanita karir yang menjadikan karir suatu bagian dari cita-cita, target, dan bahkan kebanggaan yang akan menaikkan statusnya dalam sosialitanya, sehingga  untuk mewujudkannya diperlukan kerja keras, kesungguhan belajar mengejar targetnya, dan bahkan dengan segala cara yang baik atau yang tidak baik. Dan akhir dari semua itu tentunya bisa menjadi wanita karir yang sesuai dengan harapannya,. Tetapi tidak sedikit para wanita karir ini dan sebagian wanita tanpa karir pun biasanya berpikir untuk menjadi seorang ibu itu bisa terwujud tanpa harus menjadikannya bagian dari cita-cita, target, apalagi impian, karena tanpa itu semua secara lahiriah lambat-laun seorang wanita akan menjadi seorang ibu dari anak-anaknya ataupun jadi ibu dari setiap anak-anak disekitarnya. Mungkin karena paradigma seperti itulah sehingga sebagian wanita merasa tidak perlu kerja keras dan bersungguh-sungguh mewujudkannya karena pasti akan terjadi jika sudah jadi taqdirnya kelak.
pemikiran hal inilah yang membuat eksistentinya dalam membina rumahtangga tidak terealisasi dengan baik dan terkesan asal-asalan menjalani perannya sebagai ibu dan bahkan tidak sedikit gagal total menjadi seorang ibu dalam rumahtangganya.

Dengan adanya perbedaan yang kentara antara seorang wanita karir yang sukses di kantor dan seorang ibu yang sukses di rumahtangganya menunjukkan bahwa masih banyak wanita yang belum menyadari sepenuhnya atas keeksistensian keberadaannya di dunia ini. Dan itulah ironinya sehingga dalam setiap Daftar Riwayat Hidup tidak ada status atau pengalaman kerja yang tertulis sebagai jabatan seorang ibu, kecuali pengalaman kerja dari berbagai jabatan karir yang keren dan tinggi statusnya, padahal menjadi seorang ibu adalah jabatan yang paling penting untuk setiap wanita dan paling banyak rintangan serta tanggungjawabnya dalam menjalani segala macam urusan rumahtangga seperti layaknya jantung dalam sebuah perusahaan besar.

Dan kriteria terakhir adalah perempuan yang TIDAK sukses dalam karir dan TIDAK sukses menjadi seorang ibu adalah hal yang paling memilukan bagi seorang wanita karena ini membuktikan bahwa dirinya tidak menyadari siapa dirinya dan untuk apa terlahir di dunia ini. ketiadaannya pemahaman baik dalam hal agama ataupun sosialisasi berwawasan dalam lingkungannya membuat wanita tersebut seolah acuh dengan jalan hidupnya. Faktor kebutuhan dan orang-orang disekitarnya sangat berpengaruh dalam pembentukan pemikiran dan kateristik seseorang.

Semoga kita sebagai sosok perempuan menyadari perannya dan mampu mengolah kemampuannya secara positif sehingga tidak terjerumus dalam ideologi dan keegoisan semata yang hanya membuat dirinya terperosok dalam ketidakberdayaan atau penindasan zaman dan kemaslahatan.

(oleh:tati nuraeni)
[ Read More ]

Posted by PONDOK TNUR - - 0 komentar




(Kehidupan remaja Indonesia dilihat dari sisi negatifnya)

Kemajuan teknologi telah merambah ke pelosok-pelosok negeri .Satelit/ parabola yang dapat menangkap banyak channel-channel televisi , mulai dari ujung timur sampai dengan ujung barat. Internet sudah mulai memasuki di kafe-kafe, di warung-warung bahkan di rumah-rumah. Banyak hal positif yang dapat kita ambil dari merebaknya internet tersebut. Namun, tidak sedikit hal-hal negatif yang akan memperngaruhi kehidupan masyarakat, terutama kalangan remaja. Di samping itu maraknya sinetron-sinetron dan film-film layar lebar yang mengupas tentang kehidupan remaja turut pula memberikan andil yang besar terhadap perkembangan remaja dewasa ini. Hal itu disebabkan karena keingintahuan mereka yang sangat tinggi terhadap apa yang mereka lihat. Karena itulah mereka cenderung ingin mengikuti apa yang mereka lihat di televisi, film, dan internet. Padahal yang mereka lihat tidak lain adalah film-film orang dewasa, yang kebanyakan mengajarkan untuk mengkonsumsi narkoba, rokok, pergi ke diskotik, meminum minuman beralkohol, pulang sampai larut malam dan lain sebagainya.

Kita dapat melihat dengan jelas bagaimana kehidupan remaja Indonesia sekarang. Kehidupan remaja Indonesia sekarang sangat berbeda dengan kehidupan remaja pada masa lalu. Kalau orang-orang tua kita mengatakan bahwa dahulu ketika remaja mereka masih tahu bertata krama dan bersopan santun kepada kedua orangtuanya dan kepada orang lainyang lebih tua maka hal itu sudah banyak yang bergeser. Remaja sekarang banyak yang sudah tidak mengerti akan tata krama dan sopan santun. Mereka cenderung lebih berani melanggar peraturan orang tua mereka. Dari cara berpakaian pun antara remaja masa lalu dengan masa kini sudah sangat berbeda. Jika dahulu para orang tua kita menutup auratnya dengan rapi, maka remaja putri saat ini sudah banyak yang berpakaian setengah jadi, serba ketat, dengan tujuan untuk memamerkan tubuh-tubuh mereka. Karena itulah kita sering mendengar berita-berita kriminal tentang obat-obat terlarang dan pemerkosaan.

Zaman telah berganti, banyak dunia perfilman yang menayangkan film kebarat-baratan, yang identik dengan pergaulan bebas dan kekerasan . Itu semua dapat mempengaruhi kehidupan remaja kita. Di Indonesia sudah banyak remaja putri yang sudah tidak peduli dengan sebuah keperawanan. Bukan hanya di Jakarta saja remaja putri berkelakuan bebas. Film-film Indonesia abad 21 ini sudah banyak yang menayangkan adegan kebarat-baratan, misalnya, sudah berani berciuman, mencontohkan bagaimana mengisap narkoba, cara berpakaian pun sudah berani mengenakan you can see, tank top, pokoknya sudah berani memamerkan perut, dan organ tubuh lainnya yang termasuk aurat wanita. Banyak musik-musik rock&roll, R&B. Sedangkan musik tradisional kita sudah mulai tidak dikenal lagi. Tari-tarian pun begitu, banyak yang mempelajari tari Ballet, dan break dance.

Anak-anak remaja sudah berani melawan kepada kedua orangtua dengan cara kriminal. Di berita-berita sering ditayangkan, ada seorang remaja meminta sesuatu kepada kedua orangtuanya, orangtuanya tidak mampu membeli apa yang diminta anak tersebut, maka anak itu pun berani memaksa orang tuanya dengan kekerasan bahkan tidak segan-segan mereka berani membunuh orangtuanya (Na’udzubillah min dzalik). Mari kita bayangkan betapa parahnya akhlak yang dimiliki oleh remaja tersebut.

Kita harus menyadari bahwa kita sudah beranjak remaja, karenanya kita harus berhati-hati dalam bersikap. Terutama kepada orang tua yang telah melahirkan kita ke dunia. Balaslah kebaikan kedua orangtua kita dengan rasa kasih sayang kepada mereka berdua.Tidak mudah memang untuk menghapuskan anak-anak remaja yang sudah terjun ke dunia gelap itu. Mereka yang telah kecanduan awalnya hanya ingin mencoba-coba. Karena itu, kita sebagai anak remaja yang beriman, jauhilah larangan Tuhan dan ikutilah perintahNya dengan sungguh-sungguh. 

Kita memang bukan manusia yang sempurna. Tetapi, kita harus memperbaiki diri kita sendiri sebelum memperbaiki kesalahan orang lain.Jika ada salah satu teman kita terkena narkoba, merokok atau melakukan kegiatan negatif lainnya, kita sebagai temannya wajib menegurnya. Mereka sedang sangat lemah hatinya, jadi perlu seseorang menemaninya untuk memecahkan permasalahan yang sedang menimpanya, jangan biarkan mereka tenggelam di dunia kegelapan. Niat baik kita untuk memperbaiki teman kita pasti akan diridhoi oleh Tuhan. Mudah-mudahan teman-teman remaja Indonesia kita sadar dan insyaf betapa bahayanya jika mereka mengikuti ajaran-ajaran yang dilarang oleh Agama.


Terutama bagi remaja putri, jangan sampai mengorbankan harga dirinya hanya untuk kenikmatan dan uang semata. Sebaliknya jika mereka menutupkan auratnya insya Allah bertambah anggun dan mendapat pahala dari Allah. Namun jika mereka membuka auratnya di depan umum, disamping merendahkan harga dirinya sendiri menurut agama Allah pun akan mencatatnya sebagai dosa.. Wahai teman-teman remaja putri dan semua kaum wanita khususnya marilah kita menjaga harga diri kita sebagai wanita. Jangan sampai kita diperalat oleh uang dan kenikmatan dunia yang serba semu.

[ Read More ]

Posted by PONDOK TNUR - - 0 komentar



Dalil Batalnya Wudhu Karena Menyentuh Wanita
Bismillah …
A. Dalil Dalam Al quran
dalilnya adalah QS Annisa 43, dan QS Al Maidah 6.
1.  An Nisa(4):43
يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَقۡرَبُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَأَنتُمۡ سُكَـٰرَىٰ حَتَّىٰ تَعۡلَمُواْ مَا تَقُولُونَ وَلَا جُنُبًا إِلَّا عَابِرِى سَبِيلٍ حَتَّىٰ تَغۡتَسِلُواْ‌ۚ وَإِن كُنتُم مَّرۡضَىٰٓ أَوۡ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوۡ جَآءَ أَحَدٌ۬ مِّنكُم مِّنَ ٱلۡغَآٮِٕطِ أَوۡ لَـٰمَسۡتُمُ ٱلنِّسَآءَ فَلَمۡ تَجِدُواْ مَآءً۬ فَتَيَمَّمُواْ صَعِيدً۬ا طَيِّبً۬ا فَٱمۡسَحُواْ بِوُجُوهِكُمۡ وَأَيۡدِيكُمۡ‌ۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَفُوًّا غَفُورًا (٤٣)
Arti An Nisa(4):43 :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali dari  buang air (al-ghaith) atau kamu telah sentuh-menyentuh perempuan (al-mulamasah), kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.
Keterangan :
Lihat bagaimana pentafsiran imam Asy-syafei dalam Kitab Al-Umm  bab wuddlu bagian :  “wudlu dari al mulamasah (sentuh-menyentuh) dan air besar (al ghaith)”
….. (An Nisa(4):43 ).
Maka serupalah bahwa Ia (Allah)  mewajibkannya wudlu dari al- ghaith (air besar atu berak) dan Ia (Allah) mewajibkannya dari sentuh -menyentuh ( al -mulamasah).
Allah ta’ala menyebutkan al-mulamasah itu bersambaung dengan al- ghaith, sesudah menyebutkan al-janabah (junub). Maka serupalah al-mulamasah bahwa adalah dia itu sentuhan dengan tangan. Dan Pelukan itu bukan al-janabah.
Dikabarkan kepada kami oleh malik dari ibnu syihab, dari salim bin Abdullah, dari ayahnya, yang mengatakan : “Pelukan lelaki akan isterinya dan menyentuhkannya dengan tangannya itu termasuk al-mulamasah. Mka siapa yang memeluk isterinya atau menyentuhkannya dengan tangannya, maka haruslah ia berwudhu kembali”
Telah sampai kepada kami dari ibnu mas’ud, yang mendekati dengan makana ucapan ibnu umar : ” Apabila seorang lelaki membawa tangannya kepada isterinya atau sebagahian tubuhnya kepada isterinya, yang tiada berlapik di antara dia dan isterinya, dengan nafsu berahi atau tiada dengan nafsu birahi, niscaya wajiblah ia berwudlu dan juga isterinya berwudlu kembali.
Demikian juga, kalau  isterinya menyentuhkannya. Maka wajiblah ia berwudlu kembali dan juga isterinya berwudlu kembali. Samalah pada demikian itu semua.
Artinya :
Mana saja dari badan keduanya tersentuh kepada yang lain, apabila yang lelaki menyentuh kepada kulit yang wanita atau wanita menyentuh kepada kulit lelaki, dengan sesuatu dari kulitnya.
Apabila lelaki menyentuh dengan tangannya kepada rambut wanita dan tidak menyentuh kulitnya, maka tidaklah wudlu atas lelaki itu. Adalah ia dengan nafsu birahi atau tidak dengan nafsu birahi, sebagai mana ia bernafsu kepada isterinya dan ia tidak menyentuhkannya. Maka todak wajib ia berwudlu kembali. Tidak ada makana nafsu birahi itu, karena dia itu didalam hati. Hanya baru bermakna, bila dengan perbuatan. Dan rambut itu berbeda dengan kulit.
Kalau orang itu lebih menjaga, lalu berwudlu kembali apabila ia menyentuh rambut wanita, niscaya adalah yang demikan itu lebih aku sukai (memandangnya sebagai sunat).
Kalau ia menyentuh dengan tangannya, akan apa yang dikehendakinya di atas badan wanita, dari kain yang tipis, yang belum diapa-apakan lagi atau sudah dipotong atau lainnya atau kain yang tebal tenunannya, dengan pmerasa kelazatan atau tidak ada kelazatan dengan sentuhan itu dan diperbuat juga oleh wanita yang demikian, niscaya tiaaklah wajib atas salah seorang daripada keduanya berwudlu kembali. Karena Masing-masing dari keduanya tidak menyentuh temannya. Hanya ia menyentuh kain temannya.
Rabi Berkata : “Aku mendengar Asy-syafi’i berkata : “Menyentuh itu dengan tapak tangan. Tidaklah engkau melihat, bahwa Rasulullah SAW melarang dari al-mulamasah?”.
Berkata Penyair :
Aku sentuhkan tapak tanganku dengan tapak tangannya.
Aku mencari kekayaan.
Aku tidak tahu, bahwa kemurahan dari tapak-tangannya,
adalah mendatangkan kesakitan.
Maka tiadalah aku memperoleh faidah daripadanya.
Dan tiada orang yang kaya itu memberi faidah.
Ia menjangkitkan penyakit kepadaku.
Lalu aku menaburkan, yang ada padaku.
(Kitab Al-umm (kitab induk), Al- imam Asya-syafi’i R.A., Jilid I Halaman 54-55, Penerbit Victory Agencie Kula Lumpur, 1989)
2. Almaidah (5) ayat 6 :
6يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا ۚ وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَىٰ أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ ۚ مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَـٰكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
” Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan ni’mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur…..

Keterangan Tafsir ayat diatas :
- ayat itu merupakan dalil bahwa bersentuhan dg kaum nisa mestilah berwudhu atau bertayammum bila tak ada air, cuma para Imam berikhtilaf dalam makna ayat : “jika kalian menyentuh kaum wanita”, :
Imam syafii berpendapat yg dimaksud menyentuh ini ya menyentuh kulitnya,
Imam Ahmad bin hanbal berpendapat yg dimaksud adalah “menyentuh” adalah Jimak,
dan Imam Ahmad bin hanbal berhujjahkan dengan hadits Aisyah ra yg mengatakan bahwa nabi saw mencium diantara istrinya lalu keluar menuju shalat tanpa berwudhu lagi”. (Tapi Hadits ini dhoif, hadis ini didhoifkan oleh Imam Bukhari, dan hadits lainnya yg riwayat Attaimiy adalah mursal, ia telah tertolak untuk dijadikan hujjah.)
- Imam Syafii tetap berpendapat bahwa bersentuhan itu adalah bersentuhan kulit, dan hadits Aisyah ra itu dhoif dan tak bisa dijadikan dalil, pun bila itu dijadikan dalil maka hal itu adalah kekhususan bagi nabi saw.
- Imam Ahmad bin hanbal dan Imam malik berpendapat bahwa bersentuhan dg wanita bukan muhrim bila tanpa syahwat tidak batal wudhu dan menjadikan hadits dhoif diatas sebagai sandaran dalil.
- Imam Abu Hanifah (Imam Hanafi) berpendapat menyentuh wanita tak membatalkan wudhu. (Ibanatul Ahkam Syarh Bulughul Maraam Juz 1 hal 129)
B. Hadits Rasululloh SAW yang mendukung pendapat imam syafei, yakni
1) “Dari Ma’qil bin Yasar dari Nabi saw., beliau bersabda: Sesungguhnya ditusuknya kepala salah seorang diantara kamu dengan jarum besi itu lebih baik daripada ia menyentuh wanita yang tidak halal baginya.”(HR. Thabrani dan Baihaqi)
2) Dari asy-Sya’bi bahwa Nabi saw. ketika membai’at kaum wanita beliau membawa kain selimut bergaris dari Qatar lalu beliau meletakkannya di atas tangan beliau, seraya berkata, “Aku tidak berjabat dengan wanita.” (HR Abu Daud dalam al-Marasil)
3) Aisyah berkata, “Maka barangsiapa diantara wanita-wanita beriman itu yang menerima syarat tersebut, Rasulullah saw. berkata kepadanya, “Aku telah membai’atmu – dengan perkataan saja – dan demi Allah tangan beliau sama sekali tidak menyentuh tangan wanita dalam bai’at itu; beliau tidak membai’at mereka melainkan dengan mengucapkan, ‘Aku telah membai’atmu tentang hal itu.’
4) Dalil yang terkuat dalam pengharaman sentuhan kulit antara laki-laki dan wanita yang bukan mahramnya adalah menutup pintu fitnah (saddudz-dzari’ah), dan alasan ini dapat diterima tanpa ragu-ragu lagi ketika syahwat tergerak, atau karena takut fitnah bila telah tampak tanda-tandanya. Semua pihak, terutama 4 imam besar, mendukung hal ini tanpa penolakan sedikitpun.
Pada umumnya, yg memegang pendapat ini adalah mazhab Syafei, mazhab Az-Zuhri, ‘Ata’ bin As-Sa’ib, Al-Auza’ie.
C. Hadits-hadits yang berlawanan dengan hadits diatas dan penjelasannya
1) Aisyah istri Nabi saw. berkata, “Saya tidur di depan Rasulullah dengan kedua kakiku berada di arah kiblatnya. Apabila beliau sujud, beliau mendorongku. Lalu, aku menarik kedua kakiku. Apabia beliau berdiri, aku memanjangkan kembali kedua kakiku.” Aisyah menambahkan, “Pada waktu itu tidak ada lampu di rumah.” (Hadits dhoif)
keterangan :
hadits itu dhoif, dan sebagian pendapat menafsirkan bahwa saat itu Rasul saw menyingkirkan kaki Aisyah ra dengan menyentuh bajunya dan bukan kulit terbuka,
2) hadits Aisyah ra yg mengatakan bahwa nabi saw mencium diantara istrinya lalu keluar menuju shalat tanpa berwudhu lagi”. (Tapi Hadits ini dhoif, hadis ini didhoifkan oleh Imam Bukhari, dan hadits lainnya yg riwayat Attaimiy adalah mursal, ia telah tertolak untuk dijadikan hujjah.)
keterangan :
ada pula yang menshahihkan hadits ini mengatakan bahwa Rasul saw mencium istrinya, tetapi penafsiran para Muhaddits berbeda beda, sebagian pendapat mengatakan itu adalah kekhususan Rasul saw sebagaimana beberapa kekhususan Nabi saw yg boleh menikah hungga 9 istri, karena beliau saw ma;shum, dan tidak diizinkan bagi selain beliau saw,
pendapat lainnya bahwa hal itu untuk umum, bersentuhan dengan wanita tidak membatalkan wudhu, pendapat lainnya mengatakan bahwa bersentuhan dg syahwat membatalkan wudhu jika tidak maka tidak,. pendapat lain mengatakan bahwa jika menyentuh maka batal, jika disentuh (bukan kemauannya atau tanpa sengaja) maka tidak batal.
namun Madzhab Syafii mengatakan bersentuhannya pria dan wanita yg bukan muhrimnya dan keduanya dewasa dan sentuhan itu tanpa penghalang berupa kain atau lainnya maka membatalkan wudhu, bersentuhan suami dan istri batal wudhu, demikian dalam madzhab kita.
D. Catatan
- jangankan menyentuh wanita yang halal dinikahi (termasuk istri) tanpa ada pembatas… akan membatalkan wudhu, bahkan menyentuh kemaluan (farji) dan dubur sendiri dengan menggunakan bagian depan telapak tangan (yang berwarna putih) tanpa ada pembatas ………juga membatalkan wudhu (kitab fathul qarib, fiqh madzab syafei)

- juga menyentuh kemaluan/dubur binatang/anak kecil/mayat manusia menggunakan bagian depan telapak tangan (yang berwarna putih) tanpa ada pembatas ………juga membatalkan wudhu (kitab fthul qarib, fiqh madzab syafei).
- Dalam Madzab syafei, khusus  pada saat haji di masjidil haram menyentuh wanita tanpa syahwat tidak membatalkan wudhu (pengecualian).
- wanita menyentuh sesama wanita tanpa pembatas, tidak membatalkan wudhu (karena satu jenis) . lelaki menyentuh sesama lelaki tanpa pembatas juga tidak membatalkan wudhu
- mari ngaji fiqh sunni madzab syafei….jgn ngaji hadits tanpa dasar fiqh “imam mujtahid” bisa-bisa ente jadi “mujtahid mutlak yang sbenarnya belum layak jadi mutjahid” yang ahirnya sesat dan mnyesatkan seperti JIL dan wahaby
Kebenaran hanya milik Allah.
Rujukan :
- Jawaban Syaikh Habib Munzir Al-Musawa, Majelis Rasulullah http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=28&func=view&id=10739&catid=8
- (Kitab Al-umm (kitab induk), Al- imam Asya-syafi’i R.A., Jilid I Halaman 54-55, Penerbit Victory Agencie Kula Lumpur, 1989)
- Kitab shahih Bukhari
- Kitab Shahih Muslim
- Tafsir jalalain, Beirut**(Sumber:http://baasr.wordpress.com)
[ Read More ]

Posted by PONDOK TNUR - - 0 komentar





BAGIKANLAH ARTIKEL BERIKUT DI SEKOLAH2 ANAK KITA ATAU DI KAMPUS2 TEMPAT KITA BERKULIAH.

SEMOGA BISA MEMBUKA MATA HATI KITA SEMUA.

Ditulis oleh: Prof. Rhenald Kasali (Guru Besar FE UI)

LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa.

...Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana. Saya memintanya memperbaiki kembali, sampai dia menyerah.

Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberinilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri.

Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. “Maaf Bapak dari mana?”

“Dari Indonesia,” jawab saya.

Dia pun tersenyum.

BUDAYA MENGHUKUM

Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat.

“Saya mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu. “Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anak anaknya dididik di sini,” lanjutnya. “Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement! ” Dia pun melanjutkan argumentasinya.

“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda-beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya.

Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.

Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai “A”, dari program master hingga doktor.

Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.

Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya. Mereka menunjukkan grafik-grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti.

Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan.

Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut “menelan” mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.

***

Etika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakan-akan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi.

Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan. Ada semacam balas dendam dan kecurigaan.

Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak.

Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya. “Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan,” ujarnya dengan penuh kesungguhan.

Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.

Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. “Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti.”

Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif.

Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya mengatakan “gurunya salah”. Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.

MELAHIRKAN KEHEBATAN

Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut? Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru, sundutan rokok, dan seterusnya.

Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas…; Kalau,…; Nanti,…; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.

Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya, dapat tumbuh.

Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.

Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh.

Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti.

(Sumber:Komunitas Ayah Edi)
[ Read More ]