Ada kenalan saya yang di awal pernikahannya mengalami pemeriksaan koper oleh mertua perempuan saat pulang setelah diajak suami menginap di rumah orangtuanya, hanya karena ia berasal dari keluarga sederhana dan suaminya kaya raya.
Hujan air mata selalu terjadi saat pulang pulang karena hatinya sakit sekali diduga membawa apa-apa dari rumah suami. Aakan tetapi tekad berbuat baik membuat ia terus mencoba mendekati si mertua. Akhirnya saat menua dan akhirnya meninggal dunia, ia yang memperoleh warisan perhiasan terbanyak dari sang mertua, bahkan lebih banyak dari anak kandungnya.
Cerita di atas berujung kebaikan, tapi bagaimana kalau gelar sang menantu selalu di musuhi mertua???
Bila kenyataannya anda tak bisa mencintai mertua karena mertua juga tidak cinta anda, tak usah bersedih. Terima saja sebagai kenyataan. Anda tetap hormat saja, tak perlu cinta padanya. Yang mesti anda cintai adalah suami bukan?Suami yang anda pilih untuk menjadi yang terdekat anda bukan ibunya!
Bina dan pelihara keterbuakaan dan kejujuran dalam berkomunikasi dengan suami. Ini akan sangat memudahkan persamaan dalam memandang masalah. tak perlu mengharap suami jadi pengikut anda, cukuplah suami menyadari dan menerima kenyataan bahwa ibunya memang tidak memperlakukan anda sama dengan menantu yang lain. Bila anda bisa menahan diri untuk tidak menjelek-jelekkan beliau, saya yakin suami akan makin cinta pada anda. Anda juga tak perlu bersusah payah membela diri dihadapan mertua karena suami pasti akan membela anda bila ibunya berkata atau berpikir buruk tentang anda.
Anda memberi ilustrasi tentang keuangan keluarga. Nah, batasi diri untuk tidak ikut campur dalam masalah ini. Biar suami saja yang menjelaskan pada ibunya, berapa sebetulnya pengeluaran keluarga anda. Bila anda yang melakukannya, beliau mudah menduga bahwa menantunya sedang merekayasa supaya tidak terlihat pelit.
Bila sudah berhasil memperbaiki emosi anda pada mertua, tingkatkan frekuensi kunjungan ke beliau. Secara naluriah, kita akan mencoba menghindari objek yang menimbulkan emosi negatif. Bertemu mertua, misalnya, tetapi, kalau dipikir lebih jauh, ketiadaan informasi karena jarang ketemu tak akan memperbaiki citra diri anda dihadapan beliau. Jadi perbanyak kunjungan dan interaksi dengan beliau.
(sumber:majalahnova)