Selamat Datang Di Pondok Tnur
sperky, prstene
Posted by PONDOK TNUR - - 0 komentar

Cewek : Mas kerja dimana?
Cowok : Saya cuma usaha beberapa hotel bintang 4 dan 5 di Jakarta dan Bali…
Cewek : (WAW…Konglomerat pasti!)… Mas tinggal dimana?
Cowok : Pondok Indah Bukit Golf…
Cewek : (WAW kereenn…Rumah Orang-orang “The Haves”) Pasti gede rumahnya yah…?

Cowok : Ngga ah…Biasa aja koq…cuma 3000 m2…

Cewek : (Busett!) Pasti mobilnya banyak yah…?
Cowok : Sedikit koq…Cuma ada Ferrari. Jaguar. Mercedes. BMW. Mazda…
Cewek : (Wah cowok idaman gue nihh!!) Mas uda punya istri…?
Cowok : Hmm…Sampai saat ini belum tuh…hehe…
Cewek : (Enak juga nih kalu gue bisa jadi bininya…) Mas merokok??
Cowok : Tidak…rokok itu tidak bagus untuk kesehatan tubuh…
Cewek : (Wah sehat nihh!) Mas suka minum-minuman keras?
Cowok : Tidak donk…
Cewek : (Gilee…Cool abissss!!) Mas suka maen judi??
Cowok : Nggak…ngapain juga judi? ngabisin duit aja
Cewek : (Ooohhhh…So sweett…) Mas suka dugem gitu ga??
Cowok : Tidak tidak…
Cewek : (Iihh…sholeh banget nih cowok!) Mas udah naik haji?
Cowok : Yah…baru 3x dan umroh paling 6x…
Cewek : (Subhanallah…calon surgawi…) Hobinya apa sih mas?
Cowok : BOHONGIN orang……


Dari percakapan diatas menggambarkan seolah-olah ceweknya matre dan sang cowok penipu, ini adalah kedua sifat yang tidak baik untuk dicontoh. Tetapi yang akan saya uraikan disini mengenai percakapan tersebut adalah bagaimana sosok cewek yang identik disebut matre apalagi yang berhubungan dengan masalah nilai kelebihan harta seseorang.

Cewek matre.., cewe matre.., ke laut aje..!!! Itulah cemoohan yang dilontarkan untuk cewek cewek matre sebagai tanda bahwa cewek matre tidak disukai. Makanya dibuang ke laut aje..!

Materialistis adalah sebuah sikap yang berorientasi pada harta dan kekayaan semata.

Menggaet Pria mapan, matre? atau realistis?

Menentukan pasangan hidup perlu pertimbangan. Tak hanya penghasilan, tetapi juga kepribadian.


Bibit, bebet, bobot, kerap menjadi pertimbangan sebelum memutuskan menikah. Bibit, melihat genetika atau asal-usul pasangan. Bebet, dengan siapa atau dalam lingkungan seperti apa pasangan hidup. Dan bobot, nilai pribadi yang menyangkut kepribadian, gaya hidup, pendidikan, juga pekerjaan pasangan. 


Dari semua itu, faktor pekerjaan tak jarang memunculkan isu sensitif. Banyak wanita dipandang negatif ketika menempatkan faktor pendapatan pasangan sebagai pertimbangan utama, sebelum memutuskan mengubah status nona menjadi menjadi nyonya. 


Predikat cewek matre dengan mudah tersemat pada mereka yang memburu pria mapan sebagai pasangan hidup. Mereka tercitra sebagai wanita yang mata duitan, tak mau hidup susah, dan yang paling parah dianggap menikah hanya karena harta pasangan. 


Salahkah mempertimbangkan kemapanan pasangan? E Philip Rice, penulis buku 'Intimate Relationships, Marriages & Family', mengatakan bahwa wanita yang memiliki pertimbangan itu tak berarti matre. Mereka justru realistis karena menginginkan keamanan secara finansial setelah menikah.


Pria mapan dalam konteks ini relatif. Tak melulu sosok pria kaya raya dengan harta melimpah dan bergelimah kemewahan, tapi sebatas memiliki bidang pekerjaan yang stabil yang dapat menghidupi keluarga di masa depan. 


Seperti dikutip dari laman Shine, survei majalah Money memperlihatkan bahwa wanita cenderung berpikir jangka panjang atas hidupnya, seperti menghadapi inflasi dan kebutuhan hidup di masa depan, seperti biaya pendidikan anak. Bukan semata memikirkan kebutuhan konsumtif. 


Kecenderungan mencari rasa aman untuk jangka panjang itulah yang kemudian mendorong wanita mempertimbangkan pendapatan pasangan sebelum menikah. Survei menunjukkan bahwa wanita cenderung merasa tak memiliki kemampuan menghasilkan uang. 


Rice sepakat bahwa dalam menentukan pasangan hidup perlu pertimbangan matang. Tak melulu soal finasial, tapi juga perhitungan mengenai kepribadian dan karakter pasangan. Sejumlah pertimbangan ini menjadi ‘investasi’ berharga karena memudahkan adaptasi setelah menikah.



Leave a Reply