Salah satu kesalahan terbesar parenting dan edukasi adalah terpaku pada masa kini sehingga tidak benar-benar menyiapkan anak-anak untuk menghadapi persaingan di masa depan.
Padahal program pendidikan dan parenting baru akan terpakai 20 tahun mendatang, sehingga kalau kita mengacu pada masa kini mungkin 20 tahun mendatang anak-anak kita jadi anak yang ketinggalan zaman.
Apa yang penting sekarang mungkin akan basi 20 tahun mendatang sebaliknya apa yang sekarang tidak penting mungkin menjadi kebutuhan pokok di masa mendatang.
Apa yang sekarang bukan masalah mungkin 20 tahun mendatang akan menjadi masalah besar.
Apakah anak-anak kita akan siap menghadapinya?
Bahkan yang sekarang masih remaja atau mahasiswa mungkin juga akan menemukan masalah 20 tahun mendatang kalau tidak disiapkan dari sekarang.
Di bawah ini adalah sedikit kemungkinan yang mungkin akan dihadapi anak-anak kita di masa depan, dan orang tua dengan No Excuse! harus mempersiapkan anak-anak, dengan apapun yang ada.
Masalah pertama;
Pendidikan yang tidak up to date (Contoh 1)
Prediksi: Masa depan nanti akan didominasi oleh teknologi informasi karena itu harus disiapkan anak-anak yang melek IT
Masalah: Kurikulum pendidikan kita masih berkutat di pembagian ilmu sosial dan science. Dulu ada A1 (Fisika), A2 (Biologi), A3 (Sosial) atau A4 (bahasa)
Solusi: Harusnya sekarang disekolah harus disiapkan anak-anak melek IT even di daerah terpencil. Kalau perlu ada Sosial, Science dan IT. Menurut saya lab IT komputer lebih penting dari lab bahasa atau lab biologi. Karena dengan komputer bisa mempermudah semua. Lab bahasa terlalau mahal dan tidak terlalu bermanfaat.
Lab komputer selain penting bisa fleksible. Lab komputer dengan desain tertentu bisa difungsikan sebagai lab bahasa, atau lab percobaan online, dsb.
No Excuse!: Kalau pemerintah belum mampu maka kita orang tua harus No Excuse meyiapkan anak-anak untuk melek teknologi. Karena itu akan jadi kebutuhan masa depan.
Termasuk bagi orang tua yang buta IT harus belajar IT.
Pendidikan yang tidak up to date (Contoh 2)
Anak-anak masih dijejali ilmu yang pasti tidak bermanfaat di masa depan.
Misalnya pengetahuan yang berlaku sekarang tapi ketika mereka besar pasti tidak berlaku lagi.
Misalnya : Menghapal nama menteri, pasti ketika mereka besar menterinya sudah ganti.
Masalah kedua;
Sumber Daya Alam Yang Makin Kritis
Indonesia baru-baru ini keluar dari OPEC, kenapa? Karena OPEC adalah persatuan negara pengekspor minyak dan Indonesia kini menjadi negara pengimpor minyak.
Produksi minyak menyusut, konsumsi bertambah, sehingga kita impor minyak dari luar negeri.
Fakta yang diungkap di buku No Excuse! halaman 146 cukup menyeramkan:
Kita saat ini menjadi pengekspor batu bara terbesar di dunia. Bangga? Jangan dulu.
Karena ternyata cadangan batu bara kita hanya 3,1% dari batu bara di dunia.
Kok bisa ya punya sedikit batu bara tapi mengekspor paling banyak.
Ternyata negara lain sengaja menyimpan cadangan batu bara mereka untuk masa depan. Sepanjang mereka bisa mengeruk dari Indonesia dengan harga murah, mereka menyimpan batu bara mereka.
Bahkan Cina kabarnya juga mengimpor jutaan ton batu bara dan menyimpannya jadi cadangan.
Bisa jadi di masa depan Indonesia malah beli kembali batu bara dulu diekspor dengan harga berlipat.
Demikian juga dengan gas alam. Indonesia merupakan salah satu pemasok gas alam terbesar di banyak negara. Padahal cadangan gas alam kita hanya 1,6% gas alam dunia.
Artinya apa?
Jika tidak ada perubahan kebijakan, jika tidak ada bahan bakar baru yang murah, mungkin di masa depan anak-anak kita akan mengalami krisis bahan bakar.
Harga-harga akan melambung tinggi.
Karena itu kita harus menyiapkan anak-anak kita bukan sebagai anak biasa, bukan sebagai calon pegawai, tapi mereka harus menjadi enteprenur (wirausahawan) atau pemimpin visioner. Jika kita ingin anak kita survive.
Masalah ketiga: Lingkungan masa depan yang makin tidak ramah
Lingkungan informasi.
Dengan berkembangnya teknologi informasi tanpa batas, maka segala informasi bisa diterima anak-anak kita yang baik maupun yang buruk (pornografi, dsb).
Kita harus menyiapkan anak- kita menjadi anak yang imun, bukan steril, karena sulit sekali menghindari pengarus keterbukaan.
Lingkungan alam
Di masa depan lingkungan alam mungkin juga tidak ramah.
Dulu kita sering diajarkan bahwa Jepang adalah negara gempa padahal ternyata gempa di Indonesia jauh lebih sering terjadi di Indonesia.
Sebagian besar bangunan di Jakarta tidak disiapkan untuk menghadapi gempa di atas 7-8 skala richter. Artinya kalau ada gempa sekelas Aceh yang mencapai 9 skala ricter bisa banyak bangunan hancur.
Kenapa ini terjadi? Karena dulu dibangun tidak dengan visi jangka panjang kemungkinan terburuk.
Memang dulu jarang sekali ada gempa di atas 8 skala richter tapi setelah Aceh, terjadi juga gempa besar di Nias, Padang bahkan ke Jogja.
Karena itu kita harus sadar alam semakin tidak ramah.
Anak-anak kita harus punya penghasilan besar untuk memenuhi standar alam yang semakin tidak ramah ini.
Global Warming
Akibat global warming diperkirakan tinggi laut bertambah setiap tahun. Diperkirakan sedikitnya 2000 pulau kecil di kepulauan Indonesia mungkin akan hilang sebelum tahun 2030 dan hal ini diperparah sebagai konsekuensi penambangan liar dan aktivitas lain yang merusak lingkungan. Indonesia hingga saat ini telah kehilangan sedikitnya 24 dari 17.500 pulau-pulau di wilayahnya.
Lingkungan Politik dan Ekonomi
Sekarang kekuatan ekonomi bergeser ke Cina, bahkan Rusia.
Dua negera yang punya kekuatan militer dan ekonomi yang kuat.
Berbeda dengan Amerika yang penduduknya heterogen (plural) sehingga sulit untuk ekspansi, kekuatan baru Cina cukup mengkhawatirkan.
Berkali-kali Cina menjamin kekuatannya adalah kekuatan damai, tapi dengan tetap memegang ideologi komunisme.
Bagaimana 20 tahun ke depan ketika kekuatannya makin membesar?
Apakah Anda ingin anak-anak mengekor dan belajar bahasa Mandarin,
atau menyiapkan anak-anak yang siap bersaing dengan kemajuan Cina?
Masalah keempat:
Memprediksi pekerjaan dan keahlian yang dibutuhkan untuk masa depan.
Di masa depan mungkin penerjemah makin sedikit dibutuhkan karena software translator akan canggih. Tapi semua anak harus bisa bahasa Inggris karena hampir semua bahasa internet ada di sana.
Di masa depan mungkin banyak dibutuhkan pekerjaan berkaitan dengan IT
Di masa depan mungkin...
Coba pikirkan apa? Sehingga kita tidak salah menyiapkan anak-anak kita.
Intinya kita harus memprediksi masa depan untuk menyiapkan anak-anak kita.
Lalu dengan No Excuse! kita harus persiapkan anak-kita dengan bekal terbaik.
Sebagai orang tua, Anda mungkin sibuk, cari duit saja susah, waktu terbatas,
tapi tetap No Excuse! Anda harus persiapkan yang terbaik untuk anak-anak.
Mohon komentarnya: http://www.isaalamsyah.com/2011/02/parentivasi-menyiapakan-generasi-untuk.html