Ada sebuah kisah tentang sepasang suami istri yang sedang
berjalan melintasi gurun pasir. Di tengah perjalanan, mereka
bertengkar dan suaminya menghardik istrinya dengan sangat
keras. Istri yang kena hardik, merasa sakit hati, tapi tanpa
berkata-kata, dia menulis di atas pasir : HARI INI SUAMIKU
MENYAKITI HATIKU.
Mereka terus berjalan, sampai menemukan sebuah oasis
dimana mereka memutuskan untuk mandi. Si Istri, mencoba
berenang namun nyaris tenggelam dan berhasil diselamatkan
suaminya. Ketika dia mulai siuman dan rasa takutnya hilang dia
menulis di sebuah batu : HARI INI SUAMIKU YG BAIK
MENYELAMATKAN NYAWAKU.
Suami bertanya : “Kenapa setelah saya melukai hatimu, kamu
menulisnya di atas pasir dan sekarang kamu menulis di atas
batu ?”
Istrinya sambil tersenyum menjawab : “Ketika hal buruk terjadi,
kita harus menulisnya di atas pasir agar angin maaf datang
berhembus dan menghapus tulisan itu dan aku bisa
melupakannya… Dan bila sesuatu yang baik dan luar biasa
diperbuat suamiku, aku harus memahatnya di atas batu hatiku,
agar tidak bisa hilang tertiup angin waktu dan akan kuingat
selamanya.”
Dalam hidup ini sering timbul beda pendapat dan konflik
karena sudut pandang yang berbeda. Terkadang malah sangat
menyakitkan, oleh karenanya cobalah untuk saling memaafkan
dan melupakan masalah yang lalu. Yang terpenting dari
pelajaran di atas, adalah :
“Belajarlah untuk selalu BISA MENULIS DI ATAS PASIR untuk
semua hal yang MENYAKITKAN dan selalu MENGUKIR DI ATAS
BATU untuk semua KEBAIKAN. "
(Sumber:menujukeluargacerdas)
(image:google)