Perlu diketahui, seorang suami adalah pemimpin di dalam rumah tangga, bagi istri dan anak-anaknya. Karena memang Allah SWT telah menjadikannya sebagai pemimpin.
Firman Allah SWT dalam surah an Nisaaí ayat 34 :
’’Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita),...’’
Namun, menurut Al-Imam Fakhruddin Ar-Razi, keberhasilan perkawinan tidak tercapai jika kedua belah pihak tidak memperhatikan hak dan kewajiban pihak lain. Dalam hal ini seorang istri memiliki kewajiban untuk mendengar dan mengikuti suami, namun di sisi lain istri juga mempunyai hak terhadap suaminya untuk mencari yang terbaik ketika melakukan diskusi. Sehingga, sebaiknya antara suami dan istri dapat saling ingat mengingatkan ke arah kebaikan dengan cara musyawarah yang baik, tanpa perlu menyinggung perasaan pihak lain.
Namun, menurut Al-Imam Fakhruddin Ar-Razi, keberhasilan perkawinan tidak tercapai jika kedua belah pihak tidak memperhatikan hak dan kewajiban pihak lain. Dalam hal ini seorang istri memiliki kewajiban untuk mendengar dan mengikuti suami, namun di sisi lain istri juga mempunyai hak terhadap suaminya untuk mencari yang terbaik ketika melakukan diskusi. Sehingga, sebaiknya antara suami dan istri dapat saling ingat mengingatkan ke arah kebaikan dengan cara musyawarah yang baik, tanpa perlu menyinggung perasaan pihak lain.
Sebenarnya, seorang istri berhak mendapatkan pelajaran ilmu agama dari suaminya atau kesempatan belajar dari orang alim lainnya, dengan tetap menjaga hijab dan akhlaknya. Seorang suami harus mengawasi istrinya dalam pelaksanaan terhadap syariíat dan komitmennya, suami berkewajiban mengingatkan dan menasihati istrinya dengan cara yang baik ketika menyimpang dari syariíat. Jangan membiarkan istrinya larut dalam kesalahan dan dosa, dan suami harus bersabar menghadapi semuanya.
Akan tetapi, manakala suami tidak memenuhi kewajiban yang semestinya, harus dilakukan sebagai konsekuensi seorang pemimpin. Apalagi kalau dia sendiri malah tidak melakasanakan ketaatan kepada Allah, maka seorang istri wajib membantu suaminya agar tetap dalam ketaatan kepada Allah SWT. Janganlah seorang istri bersikap acuh tak acuh, tidak peduli dengan suaminya.
Akan tetapi, manakala suami tidak memenuhi kewajiban yang semestinya, harus dilakukan sebagai konsekuensi seorang pemimpin. Apalagi kalau dia sendiri malah tidak melakasanakan ketaatan kepada Allah, maka seorang istri wajib membantu suaminya agar tetap dalam ketaatan kepada Allah SWT. Janganlah seorang istri bersikap acuh tak acuh, tidak peduli dengan suaminya.
Istri juga jangan membebani suaminya dengan sesuatu yang berada di luar kemampuannya. Istri, hendaklah menjadi faktor pendorong dan motivasi bagi suami dalam beribadah kepada Allah, berjihad di jalan Allah, berdakwah dan berakhlak yang baik, sehingga menjadi uswah (teladan) bagi lingkungan sekitarnya, Firman Allah taíala: ’’Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.....’’ (QS. Thohaa; 132 ).
Bagaimana Caranya? Yang harus dilakukan istri adalah memberi nasihat dengan cara yang baik dan memberikan contoh. Tunjukkanlah kepada suami bahwa Anda sangat mengharapkan suami melaksanakan ibadah secara istiqamah. Kewajiban setiap orang adalah memberi nasihat kepada sesama manusia. Adapun petunjuk dan hidayah itu datang dari Allah. Jangan bosan memberi nasihat dan memberi contoh.
Firman Allah SWT: ’’Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS. An-Nahl: 125)
Hikmah, adalah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
Firman Allah SWT: ’’Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS. An-Nahl: 125)
Hikmah, adalah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
Rasulullah SAW bersabda: ’’Agama itu nasihat, kami (para sahabat) menjawab, bagi siapa, ya Rasul?’’ Maka Beliau SAW bersabda,’’ Bagi Allah, rasul-Nya, pemimpin umat Islam dan setiap orang Islam,’’ (HRMuslim).
Nasihat merupakan kata-kata yang mengandung nilai-nilai kebaikan, dalam bahasa Arab, tidak ada kata atau kalimat atau ungkapan yang lebih umum untuk menggambarkan kebaikan dunia maupun akhirat daripada kata nasihat.
Konon, seruan akan lebih mengena jika dilakukan dengan menyentuh hatinya. Lakukan dengan penuh kecintaan. Ajak dengan hati, dan semoga suami Anda juga menerima dengan hati.
Konon, seruan akan lebih mengena jika dilakukan dengan menyentuh hatinya. Lakukan dengan penuh kecintaan. Ajak dengan hati, dan semoga suami Anda juga menerima dengan hati.
Budaya saling taushiyah ini akan sangat indah diterapkan antarpasangan. Berbekal keikhlasan dan cinta, saling melakukan amar maíruf nahi munkar dalam keluarga, inilah tipologi keluarga rabbaniy atau keluarga yang di dalam rumahnya ada nuansa mencari tahu (belajar, mengilmui sesuatu) dan memberitahu (mengajarkan ilmu yang diketahui).
Ikhtiar adalah sikap yang diajarkan agama kita, tentang hasilnya bisa cepat atau lambat, bahkan bisa juga gagal. Allah SWT berfirman, ’’Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. “ Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia,’’ QS. Ar-Ríad:11).
Ikhtiar adalah sikap yang diajarkan agama kita, tentang hasilnya bisa cepat atau lambat, bahkan bisa juga gagal. Allah SWT berfirman, ’’Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. “ Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia,’’ QS. Ar-Ríad:11).
Dan tidak kalah pentingnya adalah selalu berdoa. meminta pada Allah SWT, dan jangan pernah putus asa. ’’Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar,” (QS. Al-Baqarah :153) .Wallahu aílam bisshawaab
(sumber:suaramerdeka.com)