Pada pasangan menikah, baik pria maupun wanita, masing-masing memiliki argumentasi dalam membangun hubungan rumah tangganya. Umumnya, pertengkaran rumah tangga berawal dari sini.
Seluruh pasangan menginginkan damai dan kenyamanan dalam berhubungan, sebelum ataupun setelah menikah. Tetapi, menurut sejumlah penulis dan ahli terapi mengatakan perbedaan argumentasi dan pendapat adalah hal yang wajar.
Lalu, langkah-langkah apa yang perlu ditempuh ketika pertengkaran mulai berpotensi menjadi besar? Bagaimana Anda dan pasangan dapat tetap menjalin hubungan harmonis dan mesra dalam rumah tangga? Berikut ini ada sejumlah tips yang dapat Anda dan pasangan lakukan untuk menghindari pertengkaran dalam rumah tangga.
1. Tidurlah ketika Anda Marah
“Tidur dalam keadaan marah acapkali berhasil dan menjadi pilihan terbaik,” kata Lisa Earle McLeod, seorang wanita veteran yang usia pernikahannya hampir 25 tahun. “Hal ini memungkinkan pasangan Anda untuk membersihkan pikiran negatifnya. Ketika bangun dari tidur, Anda dan pasangan menentukan waktu untuk membicarakan topik yang sama kembali. Tentu saja, amarah pasangan akan lebih reda karena topik itu sudah tidak dianggap penting,” jelasnya.
2. Mengaku salah dan tunjukkan empati Anda
“Ada dua cara untuk menghindari pertengkaran hebat, mengaku salah atau mengalah dan tunjukkan empati kepada pasangan,” ujar salah seorang ahli terapi keluarga Melody Brooke. Dia mengatakan, hal ini memang sulit dilakukan. Tapi, menurutnya, cara yang ekstrim ini seringkali berhasil. “Turunkan ketegangan Anda, kurangi volume suara Anda, ketika pertengkaran sudah mulai panas. Percayalah, ini cara terefektif,” kata Brooke.
3. Rehat sejenak
“Meskipun cuma 30 detik, kurun waktu ini hampir sama halnya dengan menekan tombol reset pada perkelahian,” kata seorang penasehat klinis Timothy Warneka. “Berhenti, beranjak ke luar kamar, dan kembali berdebat ketika pasangan Anda sudah lebih tenang,” ujarnya.
4. Hindari kata “tetapi”
Di tengah pertengkaran, seringkali pria maupun wanita mengutarakan resolusinya. Sayangnya, resolusi itu selalu diikuti kata “tetapi” yang justru memberi stimulus untuk melanjutkan ‘peperangan’ dan memperlihatkan Anda yang tak mau kalah. “Ketika Anda menyampaikan resolusi, tak perlu diikuti kata ‘tetapi’. Itu malah bisa menjadi biang pertengkaran. Misalnya, seorang pria berkata, ‘aku mengerti kenapa kamu tidak sempat merapihkan piring-piring di meja makan. Tapi, apa kamu kira aku pembantu yang bisa disuruh-suruh?’”
5. Diam dan sentuhlah dia
Brooke mengatakan, ketika diskusi mulai berpotensi menjadi sebuah debat kusir, pegang lembut tangan pasangan Anda untuk menenangkannya. “Kembali berdiskusi melalui sentuhan sangatlah penting,” katanya.
6. Ingat, mana yang lebih penting
Anda, suami Anda, dan pernikahan Anda. Inilah tiga unsur yang Anda bawa kemana-mana ketika Anda putuskan untuk mulai mengarungi kehidupan berumah tangga. “Anda harus menjaga baik ketiganya. Tetapi ketika tiba-tiba pertengkaran hebat terjadi, Anda dan pasangan mengamuk hebat, pikirkanlah, apa yang terbaik bagi pernikahan Anda. Bukan Anda, bukan suami Anda, tetapi tanggung jawab Anda berdua untuk sebuah pernikahan,” pungkas Jacqueline Freeman of Battle Ground, Wash.
(sumber:Wikiberita)